PRATAMA, KELVIN FEBRIANSYAH (2022) Aspek Pajak Penghasilan dalam Transaksi Non-Fungible Token. KTTA thesis, Politeknik Keuangan Negara STAN.
![]() |
Text (Cover)
01. Cover_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (106kB) |
![]() |
Text (Abstrak)
02. Abstrak_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (74kB) |
![]() |
Text (Daftar Isi)
03. Daftar Isi_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (120kB) |
![]() |
Text (Bab I)
05. Bab I_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (150kB) |
![]() |
Text (Bab II)
06. Bab II_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (317kB) |
![]() |
Text (Bab III)
07. Bab III_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (564kB) |
![]() |
Text (Bab IV)
08. Bab IV_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (12kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
09. Daftar Pustaka_Kelvin Febriansyah Pratama_2301190511.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (143kB) |
Abstract
Non-Fungible Token (NFT) merupakan aset digital yang mewakili karya seni dan terdaftar dalam blockchain. NFT memiliki potensi penghasilan, namun belum terdapat ketentuan perpajakan yang memadai untuk menangkap potensi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan proses bisnis, aspek pajak penghasilan, dan perkiraan besarnya potensi pajak dari transaksi NFT. Penelitian dilakukan dengan metode studi kepustakaan dan metode penelitian lapangan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil yang diperoleh menunjukkan transaksi NFT memiliki beberapa pola, yaitu penjualan primer, penjualan sekunder, lelang, dan pemberian hadiah. Proses yang muncul dalam penjualan primer dan lelang adalah pembuatan karya NFT, digitalisasi, proses minting, dan proses listing. Penjualan sekunder diawali dengan pembelian aset NFT dan diakhiri dengan proses listing. Proses dalam pemberian hadiah NFT oleh kreator dimulai dari pembuatan karya NFT, digitalisasi karya, proses minting, dan transfer kepemilikan NFT. Sedangkan, proses pembelian hadiah NFT oleh pembeli diawali dengan proses pembelian aset NFT kemudian transfer kepemilikan NFT. Berdasarkan proses bisnisnya, keempat transaksi tersebut memiliki aspek pajak penghasilan. Subjek pajak penghasilan dalam penjualan primer adalah kreator dan marketplace dengan objek pajak berupa penghasilan kreator dan penghasilan marketplace. Pada penjualan sekunder, subjek pajak penghasilan berupa penjual, marketplace, dan kreator dengan objek pajaknya berupa penghasilan atau keuntungan penjualan NFT, penghasilan marketplace, dan royalti. Sedangkan pada lelang, subjek pajak penghasilannya adalah kreator dan penjual. Pemberian hadiah dengan subjek pajaknya adalah penerima hadiah NFT. Dari penelitian yang dilakukan, potensi penerimaan pajak penghasilan untuk pasar NFT di Indonesia cukup besar sehingga dapat menjadi ladang potensi pajak terbaru bagi DJP, mengingat keberadaan NFT yang masih baru dan terus berkembang didukung oleh kehadiran metaverse. / Non-Fungible Token (NFT) is digital asset which represent art and is registered on the blockchain. NFT has income potential, but there is no adequate tax law to capture that potential. This research focuses on enlightenment of business process, income tax’s aspect, and estimation of income tax potential from NFT transactions. The research used literature study method and field research method with observation and interview techniques. The results show that NFT transactions pattern; primary sales, secondary sales, auction, and gift-giving. Processes of primary sales and auction begin with NFT creation, digitalization, minting process, and listing process. Secondary sales begin with NFT creation and end with listing process. Process of NFT gift-giving by creator transaction begin with NFT creation, digitalization, minting process, and transfer of ownership. While, process of NFT gift-giving by buyer begin with buying process and finalize by transfer of ownership. Based on their business process, all transactions have income tax’s aspects. From primary sales, income tax is subjected to creator and marketplace with income from primary sales and marketplace’s income as their object. In secondary sales, income tax is imposed on seller’s income or profit from NFT sales, marketplace’s income, and creator’s royalty. Whereas in auction, the income tax subject are creator and seller. Income tax is subjected to gift recipient in NFT gift-giving. The study disclosed that tax revenue potential from NFT market in Indonesia is large enough to be a new income tax potential field for DGT, considering the existence of NFT which is still new and continues to grow supported by the presence of the metaverse.
Item Type: | Thesis (KTTA) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Non-Fungible Token (NFT), Blockchain, Business Process, Income Tax Aspect, Income Tax Potential, Non-Fungible Token (NFT), Blockchain, Proses Bisnis, Aspek Pajak Penghasilan, Potensi Pajak Penghasilan |
Subjects: | 300 – Social sciences > 330-339 Economics > 336 Public Finance > 336.24 Income Taxes PKN STAN Subject Area > Pajak Penghasilan (PPh) |
Divisions: | 61403 Diploma III Pajak |
Depositing User: | Perpustakaan PKN STAN |
Date Deposited: | 28 Mar 2023 03:15 |
Last Modified: | 28 Mar 2023 03:15 |
URI: | http://eprints.pknstan.ac.id/id/eprint/1218 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |