Mengeksplorasi Potensi PBB atas Jaringan Kabel Telekomunikasi Bawah Laut dengan Metode Profit

SUHA, ISMY (2022) Mengeksplorasi Potensi PBB atas Jaringan Kabel Telekomunikasi Bawah Laut dengan Metode Profit. KTTA thesis, Politeknik Keuangan Negara STAN.

	Text (Cover) 01. Cover_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (37kB)
	Text (Abstrak) 02. Abstrak_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (8kB)
	Text (Daftar Isi) 03. Daftar Isi_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (52kB)
	Text (BAB I) 05. Bab I_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (88kB)
	Text (BAB II) 06. Bab II_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (99kB)
	Text (BAB III) 07. Bab III_Ismy Suha_2302190289.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (298kB)
	Text (BAB IV) 08. Bab IV_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (10kB)
	Text (Daftar Pustaka) 09. Daftar Pustaka_Ismy Suha_2302190289.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (139kB)

Abstract

Pertumbuhan ekonomi industri telekomunikasi yang mencapai 10,58% menempatkannya sebagai industri kedua paling berkembang selama pandemi COVID-19 setelah industri kesehatan. Di sisi lain, sektor lain justru diporakporandakan oleh pandemi COVID-19 sehingga membutuhkan waktu lama agar bangkit. Untuk mengatasi ketimpangan itu, negara dapat memaksimalkan salah satu alat redistribusinya yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pada Karya Tulis Tugas Akhir ini, penulis menganalisis salah satu cara mengoptimalkan penerimaan PBB atas properti dari industri jaringan kabel telekomunikasi bawah laut yaitu melalui kegiatan penilaiannya. Penulis membandingkan hasil penilaian menggunakan metode profit dan hasil penilaian menggunakan metode yang berlaku untuk menilai properti jaringan kabel telekomunikasi bawah laut untuk tahun pajak 2021. Metode profit dengan sifatnya yang fleksibel dalam mengikuti perkembangan pasar berperan untuk menemukan kenaikan nilai properti jaringan kabel telekomunikasi bawah laut yang tidak ditangkap oleh metode yang saat ini berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat potensi PBB sebesar Rp209.709.276,00 dari properti jaringan kabel telekomunikasi bawah laut milik PT BRSG yang dapat digali pada tahun 2021./ The economic growth of the telecommunications industry, which reached 10.58%, placed itself as the second most developed industry after the health industry during the COVID-19 pandemic. On the other hand, other sectors have been ravaged by the COVID-19 pandemic, so that these sectors will take a long time to recover. To overcome this inequality, the state can maximize one of its wealth redistribution tools, namely the Land and Building Tax (PBB). In this final project, the author analyzes one way of optimizing PBB revenue for the property of the submarine telecommunication cable network industry, namely through its valuation. The author compares the results of the valuation using the profits method and the results of the valuation using the regulated method for valuing the property of the submarine telecommunication cable network for the fiscal year 2021. The profits method, with its flexible nature in following market conditions, plays a role in finding an increase in the property value of the submarine telecommunication cable network that is not captured by the currently regulated method. The results of the study indicate that there is a potential PBB of Rp209.709.276,00 from the property of the submarine telecommunication cable network owned by PT BRSG, which can be explored in 2021.

Actions (login required)

View Item